Thursday, August 26, 2010

Rahasia Hati, Imam Ghazali (Bagian Pertama)

Bahasan ini merupakan bagian dari buku Rahasia Hati yang akan saya sampaikan satu per satu bab dan bagiannya. Ini akan menjadi bagian pembuka untuk menjelaskan hati dan rahasia yang terdapat di dalamnya.

Bab Al Qalbu, Ar Ruhu, An Nafs, Al Aqlu

Dalam kalangan ulama terkemuka jarang sekali mendalami pengetahuan tentang nama-nama ini, baik dalam segi perbedaan artinya, batas-batasnya, dan apa yang dinamakan dengan nama-nama tersebut. Banyak sekali kesalahan-kesalahan yang terjadi, disebabkan kebodohan dalam memahami arti dari nama-nama tersebut juga karena ketidaktahuan bahwasanya nama-nama itu tidak hanya memiliki satu
arti. Disini akan coba dijelaskan mengenai perbedaannya.

Pertama, Al Qalbu memiliki dua pengertian yakni:
1. Al Qalbu (Jantung) yang berupa segumpal daging yang berbentuk bulat memanjang seperti buah shanaubar, yang terletak di pinggir dada sebelah kiri, yaitu segumpal daging yang mempunyai tugas khusus yakni memompa darah.
2. Al Qolbu (Hati dalam arti secara harfiah) yang berupa sesuatu yang halus (lathifah), bersifat Ketuhanan (Rabbaniyah) dan kerohanian yang ada hubungannya dengan hati jasmani.
Hubungan antara hati jasmani dan hati rohani itu seperti halnya benda yang dijadikan perkakas dengan dengan perkakasnya, atau seperti akar pohon dengan tempat dia berakar.

Penjelasan ini dijelaskan secara hati-hati disebabkan oleh dua hal.
a. Sesungguhnya hati rohani itu berhubungan erat dengan ilmu mukasyafah (ilmu yang diperoleh dari Ilham Allah). Sedangkan tujuan dijelaskannya Rahasia Hati disini ditekankan pada Ilmu Mu'amalah (ilmu yang diperoleh dengan belajar).
b. Sesungguhnya mendalami hakekat hati rohani memerlukan terbukannya rahasia ruh, sedang dalam masalah ini tidak pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW.

Kedua, kata ar Ruhu (nyawa) ini juga digunakan untuk sesuatu yang berhubungan dengan jenisnya yang digolongkan menjadi dua pengertian:
1. Ruh yang merupakan jenis yang halus yang bersumber dari rongga hari jasmani, lalu tersebar ke seluruh tubuh melalui perantara otot dan urat. Yang dijelaskan di sini bukan berarti darah. Akan tetapi semacam unsur halus berupa uap yang berasal dari pemanasan dalam hati.
2. Ruh yang berupa sesuatu yang halus yang ada pada manusia, yang dapat mengetahui segala sesuatu dan yang dapat menangkap segala pengertian.
Hal ini dijelaskan tadi pada pengertian "hati". Dan itulah yang dikehendaki Allah Ta'ala dengan firman-Nya:
"Katakan! bahwa ruh itu termasuk urusan Allah" (Q.S Al Isro': 85)
Ruh dalam pengertian ini termasuk urusan ketuhanan yang menakjubkan dimana akal manusia dan pemahamannya tidak sanggup mengetahui hakekatnya.

Ketiga, Kata-kata nafsu mempunyai beberapa makna tetapi yang berhubungan dengan pembahasan ini ada dua pengertian:
1. Nafsu yang dituju disini adalah tempat berkumpulnya kekuatan amarah dan syahwat pada diri manusia yang nanti akan dijelaskan kemudian. Pengertian ini digunakan oleh para ahli Tashawuf karena mereka berpendapat bahwa nafsu itu tempat berkumpulnya sifat-sifat tercela pada manusia, oleh karena itu mereka berkata: "Nafsu mau tidak mau harus dilawan dan dihancurkan".
2. Nafsu dalam arti yang halus yang telah disebutkan diatas, yaitu hakikat manusia, yakni diri manusia dan zatnya. Nafsu dalam pengertian ini bermacam-macam sesuai dengan keadaannya.

Apabila nafsu tersebut tenang pembawaannya dan jauh dari gangguan yang disebabkann oleh syahwat maka nafsu yang demikian disebut Nafsu Muthmainnah (nafsu yang tenang), sebagaimana firman Allah Ta'ala:
"Hai nafsu yang tenang! kembalilah kepada Tuhanmu dengan gembira dan menggembirakan" (Q.S. Al-Fajr: 27-28)

Bila melihat nafsu dalam pengertian pertama diatas, nafsu tersebut tidak memiliki gambaran untuk kembalin kepada Allah Ta'ala, malah selalu mejauhi-Nya dan termasuk dalam golongan syaitan.

Apabila nafsu itu tidak sempurna ketenangannya, namun ia selalu menentang dan melawan nafsu syahwat, maka nafsu yang demikian disebut Nafsu Lawwammah (Nafsu pencela), oleh karena itu ia selalu mencela dirinya ketika teledor dan lalai berbakti kepada Tuhannya.
Firman Allah Ta'ala:
"Aku bersumpah dengan nafsu yang amat mencela (kejahatan)" (Q.S. Al-Qiyamah: 2)

Apabila nafsu tersebut telah melepaskan diri dari tantangan dan tidak mau lagi melawan, malah tunduk dan patuh saja pada kehendak nafsu syahwat dan panggilan syaitan, maka nafsu yang demikina disebut Nafsu Ammarah bissuu' (nafsu penganjur kejahatan).
Allah ta'ala menceritakan tentang Yusuf a.s dan istri Fir'aun dalam firman-Nya:
"Dan aku tidak akan membiarkan Nafsuku, karena nafsu itu suka memerinta kepada yang jelek". (Q.S. Yusuf: 53)

Keempat, Kata-kata Al Aqlu (akal) ini mempunyai arti yang bermacam-macam. Dari berbagai arti itu yang berhubungan dengan pembahasan Rahasia Hati ini adalah:
1. Akal yang berarti pengetahuan tentang hakikat segala keadaan, maka akal itu ibarat sifat-sifat ilmu yang tempatnya di dalam hati.
2. Akal yang berarti , menangkap dan mendapatkan segala ilmu, maka akal disini adalah hati rohani.

Kita ketahui bahwa kata "Akal" kadang-kadang diartikan sebagai sifat orang yang berilmu, dan kadang-kadang berarti tempat pengetahuan yakni "yang mengetahui".

Dikutip dari buku "Rahasia Hati" karangan Imam Ghazali
Disesuaikan dan diambil unsur pentingnya saja


Sumber : Ruang Muslim

KUNNNNNNNNNNNNNNNNNNN

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

2 comments:

  1. nah ini dia yang saya cari struktur jiwa yang sebelumnya belum pernah saya pelajari... terima kasih sekali...

    ReplyDelete