"Muslim itu jorok, lusuh, kumuh" label itu masih sering kita dengar dari banyak orang di negeri ini. Apa benar? jelas tidak. Penting bagi Muslim untuk mendidik anak-anak (dan dirinya) untuk bersih dan rapi. Kali ini, kami akan menyajikan cara mengajarkan anak berpakaian rapi beserta ayat yang dapat dihafal oleh anak-anak kita.
Ayatnya
ayat yang menjadi patokan akhlaq ini adalah
“pakailah perhiasan kalian setiap kali ke masjid.” خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ (QS. al-A’raf 7:31).
Pakaian memang ada di lapisan paling luar dari diri kita. Kulit, kata orang. Tapi kulit mempunyai banyak fungsi, baiklah kita sebut salah satu saja, melindungi dari kebusukan. Semua orang tentu sudah memahami bahwa buah akan lebih cepat busuk apabila sudah dikupas dari kulitnya, atau ada kulit yang lecet. Segel pengaman paling hebat adalah kulit. Allahu akbar! Maha suci Allah yang telah menciptakan kulit dengan fungsi tersebut.
Alkisah, pada zaman jahiliyah ada orang yang tawaf di sekitar ka’bah dengan meninggalkan semua pakaiannya. Hal tersebut menjadi kebiasaan. Hal tersebut adalah salah satu hal yang menjadi sebab turunnya ayat “pakailah perhiasan kalian setiap kali ke masjid.” خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ (QS. al-A’raf 7:31). Oleh karena itulah dipandang perlu membiasakan anak agar berpakaian yang rapi saat ke masjid terutama, atau paling tidak saat sedang shalat .
Berikut ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orangtua untuk menanamkan kebiasaan kepada anak agar berpakaian rapi.
1. Teladan. Bagaimanapun, keteladanan adalah hal utama yang akan membuat anak melakukan banyak hal yang diinginkan atau tidak diinginkan. Berhati-hatilah dengan hal ini. Kebiasaan apapun, baik maupun buruk, bisa ditiru mentah-mentah oleh anak tanpa saringan. (maaf, mungkin akan lebih baik jika keteladanan ini dikeluarkan dari sini, tapi menjadi komponen utama dari semua kiat mengenai perilaku yang diinginkan dilakukan oleh anak). Beri contoh anak untuk berpakaian rapi untuk shalat atau menghadapnya.
2. Siapkan pakaian yang khusus untuk shalat saja.
3. Berikan asesoris atau pakaian tambahan untuk melakukan shalat. Misalnya mukena untuk anak perempuan, dan sarung plus peci untuk anak laki-laki. Hal ini akan bermanfaat bagi anak untuk merasakan bahwa saat shalat adalah saat yang spesial atau istimewa.
4. Ajari anak untuk mengenakan sendiri pakaian istimewanya tersebut, sehingga rasa kepemilikannya menjadi lebih besar, meskipun kadang tidak sesuai dengan standar kerapian orang dewasa (dalam hal ini, lambat laun anak akan belajar).
5. jika untuk shalat ia sudah mampu mengenakan pakaian yang layak, maka kebiasaan ini bisa dilakukan untuk kesempatan yang lain.
6. Biasanya, saat memulai sesuatu yang baru, anak akan bertanya, “mengapa?”kita bisa merujuk ke ayat yang sudah tersebut di atas, “khudzuu ziinatakum ‘inda kulli masjid”atau kata Allah, “pakailah perhiasan kalian setiap kali ke masjid.” Hal ini akan menambah akrab anak dengan kitab rujukan ini, bahwa Allah juga mengajarkan kepada kita hal-hal yang praktis, dan sesuai dengan kehidupan sehari-hari.
7. Kita bisa juga bercerita kepada anak mengenai manfaat pakaian rapi dan bersih. Toh kita sendiri akan merasakan manfaatnya, misalnya tidak akan merasa gatal dan terkena penyakit kulit lainnya. Kebersihan badan juga menjadi kontekstual saat kita membahas ayat ini bersama anak-anak kita. Selamat berpakaian rapi dan indah!
Sumber : Majalah Ruang Muslim
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Popular Posts
-
Apa itu Mahar dalam pernikahan di Islam? Majalah Muslim - Mahar merupakan salah satu syarat untuk terpenuhinya pernikahan, dimana mahar...
-
Apa itu Amanah dalam Islam? Majalah Muslim - Kita sering mendengar kata amanah ini diucapkan dalam kehidupan, misalnya ketika mengangka...
-
seng-iseng buka blog RM, ane lihat artikel ini.... Wkwkwkwk.... bagus sih, tapi jadinya lucu bagi orang yang udah ngerti. Ane minta maaf seb...
-
EBook Qiyadah Wal Jundiyah (Syaikh Mustafa Masyhur) Amanah yang diberikan itu bukanlah suatu hal yang mudah, bukan pula untuk dibangg...
-
"Kata "Mereka" Tentang Istri yang Aktivis" (sumber: curhatan dari beberapa sahabat) Bermula dari obrolan ringan empat...
-
Sayyid Sabiq Pertama: Air Mutlak Hukum air mutlak adalah thahûrun (suci dan menyucikan). Dengan kata lain, air mutlak itu suci pada z...
-
Majalah Muslim - Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh … Begitu salam yang sering kita dengar saat kita menelpon atau ketika kita ...
-
Majalah Muslim - Tanya: Kami mendengar banyak orang yang melafazkan (mengucapkan) niat saat hendak shalat, apa hukumnya? apakah perbuata...
-
Republika-Suatu kali di Madinah terjadi gempa bumi. Rasulullah SAW lalu meletakkan kedua tangannya di atas tanah dan berkata, "Tenangla...
-
Majalah Muslim - Pada dasarnya shalat sunnah itu ada dua macam: 1. Shalat sunnah yang disunnahkan dilakukan secara berjamaah 2. Shala...
Follow on Facebook
Contact Form
Blog Archive
-
▼
2010
(65)
-
▼
October
(26)
- Mengajarkan anak berpakaian rapih
- Baca Koran dan Al-Quran
- Manusia Sukses Dalam Islam
- Stir Kanan Jalan Kiri
- Kayuhan mimpi Odong Odong Bang Ali
- Haji dilarang ketawa
- Rakyat dan penguasa dalam Al-Qur'an
- Hitam Putih dua Jilbab
- Ayo kawan! jangan sia-siakan waktumu!
- Qur'an dulu, yang lain kemudian
- Dapatkah kita hidup tanpa CINTA?
- Ulat kecil yang berani "Motivasi"
- Ternyata itu mudah
- Potret remaja di Indonesia
- Kata "Mereka": Punya Istri Aktivis?? Ogah Ah!!!
- Dorongan untuk menghafal Al-Qur'an
- Tahukah antum? Bagian kelima
- Tahukah Antum? bagian ke empat
- Uhibbuki Fillah
- Humor Sederhana Bagian Ke 1
- Rezeki mengalir dari sepotong roti
- Tahukah antum? Bagian ketiga
- Mati ditengah tumpukan uang kertas
- Ma'rifatullah
- kakek tua gila
- Tahukah antum? Bagian kedua
-
▼
October
(26)
0 comments:
Post a Comment